Saturday, January 2, 2016

2:55 AM


Ciayoo kawan-kawan yang luar biasa, sesuai janji saya sebelumnya dimana saya akan membahas model-model dalam SDLC, pada kesempatan ini saya akan membahas tentang model Waterfall yang mungkin teman-teman juga sering mendengarnya, saya akan kembali mengambil bahan dari sebuah buku “Rekayasa Perangkat Lunak” karya Rosa A.S yang terbit pada tahun 2013, berikut adalah pendapat Rosa(29:2013)  Model Waterfall menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara  terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean pengujian, dan tahap pendukung(support). 


  • Analisis kebutuhan perangkat lunak

Pada tahap analisis kebutuhan perangkat lunak pengembang fokus pada proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna. 


  • Desain

Pada tahap desain perangkat lunak pengembang fokus pada proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya.


  • Pembuatan kode program

Pada tahap pembuatan kode program pengembang fokus pada Desain yang harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.


  • Pengujian

Pada tahap pengujian pengembang fokus pada perangkat lunak secara dari segi logika dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan(error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.


  • Pendukung(support) atau pemeliharaan(maintenance)

Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian, saat sistem sudah diterima oleh pengguna, atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.


Tetapi kenyataannya sangat sulit ditemukan model waterfall dapat dilakukan sesuai alur karena beberapa hal seperti berikut

  • Perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi di tengah alur pengembangan

  • Sangat sulit bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di awal alur pengembangan. Pelanggan sering kali butuh contoh (prototype) untuk menjabarkan spesifikasi kebutuhan lebih lanjut

  • Pelanggan tidak mungkin bersabar mengakomodasi perubahan yang diperlukan di akhir alur pengembangan.

Model waterfall menjadi dasar dari model-model lain dalam pengembangan perangkat lunak, juga sangat cocok digunakan bila kebutuhan pengguna sudah dipahami dan kemungkina terjadinya perubahan selama pengembangan kecil. Hal positif dari model waterfall adalah struktur tahap pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap pengembangan, dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dijalankan.

Sekian pembahasan kita tentang Model Waterfall kawan-kawan, saya sendiri pernah menggunakan model Waterfall tetapi ketika skripsi, ketika memasuki dunia kerja saya jarang sekali menggunakan permodelan dalam pembuatan aplikasi, tetapi ketika terlibat sebuah proyek dan saya memutuskan membuat model terlebih dahulu, dan ketika itu saya menggunakan waterfall, sangat terasa membantu dalam proyek yang ada, karena memberikan kejelasan aplikasi yang dibuat, juga tersedianya dokumentasi yang baik :D, berikutnya saya akan membahas model lainnya, sampai ketemu lagi kawan. Bila ada komentar atau diskusi silahkan

0 comments :

Post a Comment