Ciayoo kawan-kawan yang luar
biasa, sesuai janji saya sebelumnya dimana saya akan membahas model-model dalam
SDLC, pada kesempatan ini saya akan membahas tentang model Waterfall yang mungkin teman-teman juga sering mendengarnya, saya
akan kembali mengambil bahan dari sebuah buku “Rekayasa Perangkat Lunak” karya Rosa
A.S yang terbit pada tahun 2013, berikut adalah pendapat Rosa(29:2013) Model Waterfall
menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean
pengujian, dan tahap pendukung(support).
- Analisis kebutuhan perangkat lunak
Pada tahap analisis kebutuhan
perangkat lunak pengembang fokus pada proses pengumpulan kebutuhan dilakukan
secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat
dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
- Desain
Pada tahap desain perangkat lunak
pengembang fokus pada proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan
program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak,
representasi antar muka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi
kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain
agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya.
- Pembuatan kode program
Pada tahap pembuatan kode program
pengembang fokus pada Desain yang harus ditranslasikan ke dalam program
perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan
desain yang telah dibuat pada tahap desain.
- Pengujian
Pada tahap pengujian pengembang
fokus pada perangkat lunak secara dari segi logika dan fungsional dan
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan(error) dan
memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
- Pendukung(support) atau pemeliharaan(maintenance)
Perubahan bisa terjadi karena
adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian, saat sistem sudah diterima oleh pengguna, atau perangkat
lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau
pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis
spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk
membuat perangkat lunak baru.
Tetapi kenyataannya sangat sulit
ditemukan model waterfall dapat
dilakukan sesuai alur karena beberapa hal seperti berikut
- Perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi di tengah alur pengembangan
- Sangat sulit bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di awal alur pengembangan. Pelanggan sering kali butuh contoh (prototype) untuk menjabarkan spesifikasi kebutuhan lebih lanjut
- Pelanggan tidak mungkin bersabar mengakomodasi perubahan yang diperlukan di akhir alur pengembangan.
Model waterfall menjadi dasar dari model-model lain dalam pengembangan
perangkat lunak, juga sangat cocok digunakan bila kebutuhan pengguna sudah
dipahami dan kemungkina terjadinya perubahan selama pengembangan kecil. Hal
positif dari model waterfall adalah
struktur tahap pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap
tahap pengembangan, dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya
selesai dijalankan.
Sekian pembahasan kita tentang
Model Waterfall kawan-kawan, saya
sendiri pernah menggunakan model Waterfall
tetapi ketika skripsi, ketika memasuki dunia kerja saya jarang sekali
menggunakan permodelan dalam pembuatan aplikasi, tetapi ketika terlibat sebuah
proyek dan saya memutuskan membuat model terlebih dahulu, dan ketika itu saya
menggunakan waterfall, sangat terasa membantu dalam proyek yang ada, karena
memberikan kejelasan aplikasi yang dibuat, juga tersedianya dokumentasi yang
baik :D, berikutnya saya akan membahas model lainnya, sampai ketemu lagi kawan. Bila ada komentar atau diskusi silahkan
0 comments :
Post a Comment