Saturday, January 2, 2016

10:02 AM


Halo kawan-kawanku pembaca yang luar biasa, kembali saya akan membahas tentan model dalam SDLC dimana salah satunya adalah model prototype, saya akan kembali mengambil bahan dari sebuah buku “Rekayasa Perangkat Lunak” karya Rosa A.S yang terbit pada tahun 2013, berikut adalah pendapat Rosa(29:2013)  Model prototipe dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak.

Model prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah prototipe agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Program prototipe biasanya merupakan program yang belum jadi. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Program prototipe ini dievaluasi oleh pelanggan atau pengguna sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau pengguna.



Mock-up adalah sesuatu yang digunakan sebagai model desain yang digunakan untuk mengajar, demonstrasi, evaluasi desain, promosi, atau keperluan lain. Sebuah mock-up disebut sebagai prototipe perangkat lunak jika menyediakan atau mampu mendemonstrasikan sebagian besar fungsi sistem perangkat lunak dan memungkinkan pengujian desain sistem perangkat lunak. Iterasi terjadi pada pembuatan prototipe sampai sesuai keinginan pengguna. Seiring dengan mengembangkan prototipe maka sistem perangkat lunak yang sebenarnya dikembangkan juga sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Model prototipe juga memiliki kelemahan yaitu


  • Pelanggan dapat sering mengubah-ubah atau menambah spesifikasi kebutuhan karena menganggap aplikasi sudah dengan cepat dikembangkan

  • Pengembang lebih sering mengambil kompromi dengan pelanggan untuk mendapatkan prototipe dengan waktu yang cepat(tanpa idealis) guna menghasilkan prototipe untuk didemontrasikan.

Permasalahan akan kelemahan dapat terjadi pada model prototipe, hal ini dapat diatasi dengan melakukan perjanjian antara pengembang perangkat lunak dengan pengguna agar model prototipe hanya digunakan untuk mendefinisikan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, tapi tidak utuh untuk seluruh proses pengembangan perangkat lunak.

Model prototipe cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan pelanggan secara lebih detail karena pelanggan sering kali kesulitan menyampaikan kebutuhannya secara detail tampa melihat gambaran yang jelas. Model prototipe sendiri kurang cocok untuk aplikasi skala besar karena akan sangat memakan waktu dan tenaga.

Saya sendiri pernah menggunakan model prototipe untuk membantu teman saya dalam menyelesaikan diklatnya dimana beliau diminta untuk harus menghasilkan sebuah aplikasi, aplikasi tersebut sebenarnya tidak terlalu besar dan harus dikerjakan dalam tempo waktu singkat, dan akhirnya saya dan tim memutuskan untuk hanya membuatkan sebatas prototipe saja, dan akhirnya setelah prototipe jadi dan beliau lulus, aplikasi aslinya dilanjutkan oleh pihak vendor kami :D, mungkin penerapan model prototipe ini cocok bila kawan-kawan menghadapi persoalan seperti yang saya alami. Sekian pembahasan kita tentang model prototipe ini kawan-kawan, bila kawan-kawan ingin berdiskusi atau ada komentar silahkan... :D

0 comments :

Post a Comment