Halo kawan-kawan yang luar biasa...apa kabar hari ini? Apakah
harimu menyenangkan? :D, saya harap menyenangkan semua :)...nah kawan-kawan
kita telah membahas beberapa permodelan Perangkat lunak yang teman-teman
mungkin belum sempat membaca, bisa membacanya disini
Atau mungkin teman-teman ada yang ingin mengenal dulu tentang SDLC bisa membacanya disini
Nah sekarang kita akan membahas tentang sebuah permodelan
lagi yaitu Model Spiral, sebelumnya yuk kita kenalan dulu dengan sang model,
Model spiral dikembangangkan oleh Boehm pada tahun 1998, dikarenakan
pengalamannya dengan berbagai perbaikan atas model Waterfall yang diaplikasikan
pada proyek pemerintah. Model Spiral dititikberatkan pada pembuatan prototipe
dan manajemen risiko yang sangat fleksibel jika dibandingkan dengan model
Waterfall.
Dasar dari Model spiral adalah bahwa setiap bagian perangkat
lunak dan setiap tingkatan melibatkan urutan yang sama pada setiap langkah. Langkah-langkah
dalam model spiral yaitu
- Komunikasi dengan pelanggan / Customer Communication, yaitu langkah yang diperlukan untuk membangun komunikasi yang efektif antara pengembang dan pelanggan.
- Perencanaan / Planning, dimana langkah ini diperlukan untuk mendefinisikan sumber daya, waktu dan informasi – informasi yang terkait dengan proyek yang akan dilaksanakan.
- Analisis Risiko / Risk Analysis, yaitu langkah yang diperlukan untuk memperkirakan risiko dari segi teknis maupun manajemen.
- Rekayasa / Engineering, yaitu langkah yang diperlukan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari perangkat lunak (dapat berupa prototipe).
- Konstruksi dan peluncuran / Construction and release, yaitu langkah yang dilakukan untuk mengkonstruksi, menguji dan melakukan instalasi dan menediakan support terhadadp pengguna cth: dokumentasi atau training pengguna.
- Evaluasi pelanggan / customer evaluation, yaitu langka yang dilakukan untuk mendapatkan sudut pandang dari pengguna dari perangkat lunak pada langkah Rekayasa dan Konstruksi dan Peluncuran.
Setiap langkah-langkah terdiri dari kumpulan pekerjaan yang
tergatung pada karakteristik proyek yang sedang dikerjakan. Semakin besar
proyek tersebut maka kumpulan pekerjaan di setiap langkah juga semakain banyak.
Pada model spiral, hasil akhir dan evaluasi dari sebuah
langkah akan menjadi inisiasi dari langkah berikutnya. Model spiral cocok untuk
digunakan pengembangan perangkat lunak berskala besar karena memiliki proses analisis
risiko ang dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi. Model spiral uga
memungkinkan pengembang untuk menggunakan prototipe pada setiap tahap untuk
mengurangi risiko.
Dari beberapa model SDLC yang kita telah bahas, model spiral
mungin merupakan model yang bisa memberikan jaminal kualitas perangkat lunak
yang paling baik untuk aplikasi besar. Penerapan model spiral cocok untuk
peoyek dengan target waktu dan biaya yang tidak terlalu ketat.
Demikian pembahasan kita pada hari ini mengenai model spiral
kawan-kawan, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua ya :D, bila
kawan-kawan mempunyai komentar atau masukan silahkan. Sampai ketemu di
pembahasan – pembahasan kita selanjutnya kawan – kawan :D.
Referensi
Janner Simarmata “Rekayasa Perangkat Lunak:2010”
Rosa A.S “Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek : 2013”
http://tembukur.blog.ugm.ac.id/2011/03/02/software-process-model/
0 comments :
Post a Comment